Senin, 13 Oktober 2014

PEMAHAMAN TINGKAH LAKU DENGAN PENDEKATAN HUMANISTIK



KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada di bumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguh berkat limpahan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah Pemahaman Tingkah Laku.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja penulis yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.


                                                                                    .......,      ...... ,....
Penulis

                                                                                    Cahya Nanda Satria



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
I.     PENDAHULUAN......................................................................................
A.  Latar Belakang........................................................................................
B.  Rumusan Masalah...................................................................................
C.  Tujuan
II.  PEMBAHASAN.........................................................................................
A.  Pengertian Pendekatan Humanistik........................................................
B.  Asumsi Dasar Manusia Menurt Pendekatan Humanistik........................
C.  Hakikat Tingkah Laku Menurut Pandangan Humanistik.......................
D.  Implementasi Pendidikan menurut pendidikan menurut Pandangan Humanistik
E.   Kelemahan dan Kelebihan Teori Humanistik
III.   PENUTUP.................................................................................................
A.  Simpulan           
B.  Saran.......................................................................................................
IV.   DAFTAR PUSTAKA...............................................................................



BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Para Humanis menolak apa yang mereka lihat sebagai tekanan-tekanan mekanistik dan dehumanisasi terhadap pendekatan-pendekatan tradisional dalam psikologi pendidikan. Mereka menghimbau untuk mengadopsi sikap, konsep, dan pendekatan baru dalam bidang ini. Dalam bab ini kita menguraikan karakteristik pokok dari pendekatan- pendekatan Humanistik tentang pemahaman dalam pengajaran. Hal paling utama adalah bahwa humanisme, behaviorisme, dan kognitifisme dapat saling dicocokkan. Para guru dapat melakukan segala hal yang baik, yang mana humanisme menegaskan dan masih menggunakan pengetahuan yang ditawarkan oleh pendekatan-pendekatan lain.

B.  RUMUSAN MASALAH
1.    Apa Pengertian Pendekatan Humanistik?
2.    Bagaiman Asumsi Dasar Manusia Menurt Pendekatan Humanistik?
3.    Bagaimana Hakikat Tingkah Laku Normal Menurut Pandangan Humanistik?
4.    Bagaimana Implementasi Pendidikan menurut pendidikan menurut Pandangan Humanistik?
5.    Apa Sajakah Kelemahan dan Kelebihan Teori Humanistik?

C.  TUJUAN
a.    Mengetahui Pengertian Pengertian Pendekatan Humanistik
b.    Mengetahui Asumsi Dasar Manusia Menurt Pendekatan Humanistik
c.    Mengetahui Hakikat Tingkah Laku Menurut Pandangan Humanistik
d.   Mengetahui Implementasi Pendidikan menurut pendidikan menurut Pandangan Humanistik
e.    Mengetahui Kelemahan dan Kelebihan Teori Humanistik
BAB II
PEMBAHASAN
A.  PENGERTIAN PENDEKATAN HUMANISTIK
Pendekatan humanistik menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap diri manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya. Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi  dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
Dalam kaitan itu maka setiap diri manusia adalah bebas dan memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang mencapai aktualisasi diri. Lebih lanjut dinyatakan bahwa kebutuhan manusia adalah bertingkat-tingkat, terdiri dari tingkatan atau kebutuhan keamanan, pengakuan dan aktualisasi diri.
Kerangka Berfikir tujuan belajar menurut teori ini adalah memanusiakan manusia artinya perilaku tiap orang ditentukan oleh orang itu sendiri dan memahami manusia terhadap lingkungan dan dirinya sendiri. Menurut para pendidik aliran ini  penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa. Tujuan utama pendidik adalah membantu siswa mengembangkan dirinya yaitu membantu individu untuk mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu mewujudkan potensi mereka.



B.  ASUMSI DASAR MANUSIA MENURUT PENDEKATAN HUMANISTIK
1.    Manusia adalah makhluk yang baik dan dapat dipercaya. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang baik dan berupaya menjalin hubungan yang bermakna dan konstruktif dengan orang lain.
2.    Manusia lebih bijak daripada inteleknya. Manusia lebih bijak dari pikiran-pikiran yang disadarinya bilamana manusia berfungsi dengan cara yang baik dan tidak disentrif.
3.    Manusia adalah makhluk yang mengalami. Yaitu makhluk yang memikirkan, berkehendak, merasakan dan mempertanyakan. Rogers yakin bahwa inti dari kehidupan yang bernilai terletak dalam mengalami sebagai pribadi yang mendalam.
4.    Kehidupan ada pada saat ini, kehidupan ialah hidup sekarang. Kehidupan itu lebih dari sekedar tingkah laku otonistik yang ditentukan oleh peristiwa masa lalu, dan nilai kehidupan terletak pada saat sekarang, bukan pada masa lalu atau pada saat yang akan datang.
5.    Manusia adalah makhluk yang bersifat subyektif. Tingkah laku manusia hanya dapat dipahami berdasarkan dunia subyektifnya, yaitu bagaimana individu itu memandang diri dan lingkungannya.
6.    Hubungan manusiawi yang mendalam merupakan salah satu kebutuhan yang terpokok manusia. Meningkatkan hubungan antar pribadi yang mendalam memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber kesejahteraan mental manusia.
7.    Manusia memiliki kecenderungan kearah aktualisasi. Kecenderungan manusia adalah bergerak ke arah pertumbuhan, kesehatan, penyesuaian, sosialisasi, realisasi diri, kebebasan dan otonomi.



C.  HAKIKAT TINGKAH LAKU NORMAL MANURUT PENDEKATAN HUMANISTIK
Pribadi sehat menurut carl rogers diistilahkan sebagai pribadi yang berfungsi secara penuh. Pibadi sehat merupakan pribadi yang ideal dengan karakteristik seperti di bawah ini :
1.    Keserasian, keserasian antara diri dan pengalama. Manusia merevisi gambaran dirinya agar serasi dengan pengalamannya dan dilambangkan dengan tepat
2.    Keterbukaan terhadap pengalaman. Bila individu berada dalam keadaan bebas ancaman, maka ia akan terbuka terhadap pengalamannya. Terbuka terhadap pengalaman adalah kebalikan dari sikap mempertahankan diri. Hal ini berarati, bahwa setiap stimulus baik yang berasal dari organisme atau dari lingkungan dapat disampaikan secara bebas melalui sistem saraf tanpa dikaburkan atau disalurkan menggunakan defence mechanisem.
3.    Penyesuaian diri secara psikologis. Penyesuaian diri secara psikologis yang optimal akan terjadi bilamana semua pengalaman dapat diasimilasikan pada tingkat simbolik ke dalam keseluruhan struktur diri.
4.    Eksistensionalitas. Individu cenderung melihat pengalaman dalam istilah yang didiferensiasi (dipilah-pilah), menyadari adanya perbedaan ruang dan waktu, mendasarkan diri pada fakta, menilai dengan berbagai cara, menyadari tingkat-tingkat abstraksi yang berbeda, menguji kesimpulan dan abstraksi dalam realita.
5.    Matang, kematangan (mature, maturity)
individu dikatakan menunjukkan tingkah laku yang matang bilamana ia mempersepsi diri secara realistis, tidak defensif, menerima tanggung jawab, mengevaluasi pengalaman berdasarkan dari penginderaannya sendiri, menerima orang lain sebagai individu yang berbeda dari dirinya dan menghargai diri dan orang lain.


D.  IMPLEMENTASI PENDIDIKAN DARI SUDUT :
Berdasarkan baik cukup kurang
1.      Inclussivenessnya
2.      verifikasi
3.      kemampuan prediksi
Keterangan kolom :
1.      Pada kolom inclussivenessnya dikatakan baik karena pendekatan humanistik sangat mungkin digunakan oleh konselor karena pendekatan ini menekankan pentingnya memahami konseli dari pribadi ke pribadi yang mana hal tersebut merupakan tujuan dari proses konseling yang dilakukan oleh konselor dalam membantu konseli.
2.      Pada kolom verifikasi dikatakan baik karena pendekatan humanistik bersifat fleksibel yang mana dalam aplikasinya tidak memiliki teknik- teknik yang ditentukan secara tepat namun bisa diintegrasi dari pendekatan- pendekatan lain seperti Gestalt, Analisis transaksional, Psikoanalitik dan lain- lain.
3.      Pada kolom tingkat kemampuan prediksi dikatakan baik karena pendekatan huamnistik sangat menekankan keharusan konselor terlibat dengan konseli sebagai suatu pribadi yang menyeluruh sehinnga dengan menggunakan pendekatan humanistik ini tingkah laku konseli dapat diprediksi karena menekankan pemahaman dari pribadi ke pribadi.

E.   KEKURANGAN DAN KELEBIHAN TEORI  HUMANISTIK
Ada beberapa faktor yang membedakan Pendekatan Humanistik dari pendekatan-pendekatan lain dalam psikologi, termasuk penekanan pada makna subjektif, penolakan terhadap determinisme, dan kepedulian terhadap pertumbuhan positif daripada patologi. Sementara orang mungkin berpendapat bahwa beberapa teori psikodinamik memberikan visi pertumbuhan yang sehat (termasuk konsep Jung individuasi), yang lain membedakan karakteristik Pendekatan Humanistik dari setiap pendekatan lain dalam psikologi (dan kadang-kadang menyebabkan teori dari pendekatan-pendekatan lain untuk mengatakan Humanistik Pendekatan ini tidak ilmu sama sekali). Kebanyakan psikolog percaya bahwa perilaku hanya dapat dipahami secara obyektif (oleh pengamat yang netral), tetapi humanis berpendapat bahwa hasil ini dalam menyimpulkan bahwa seorang individu tidak mampu memahami perilaku mereka sendiri – suatu pandangan yang mereka lihat sebagai paradoks baik dan berbahaya untuk baik kesehatan. Sebaliknya, humanis seperti Rogers berpendapat bahwa makna pada dasarnya perilaku pribadi dan subjektif; mereka lebih jauh berpendapat bahwa menerima ide ini tidak ilmiah, karena pada akhirnya semua individu adalah subjektif: apa yang membuat ilmu pengetahuan tidak dapat dipercaya bahwa para ilmuwan yang murni objektif, tetapi bahwa sifat dari kejadian yang diamati dapat disepakati oleh berbagai pengamat (suatu proses verifikasi intersubjektif panggilan Rogers).
Satu hal patut dicatat, jika kita ingin benar-benar memahami sifat Pendekatan Humanistik, kita tidak dapat mempertimbangkan dalam istilah abstrak. Sebaliknya, kita harus mempertimbangkan apakah dan bagaimana ide-ide berhubungan dengan pengalaman kita sendiri – untuk itu adalah bagaimana makna perilaku ini berasal.
Kelebihannya teori Humanistik yaitu Pembelajarannya siswa harus berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri sebaik baiknya. Sedangkan kekurangan teori humanistik yaitu Peserta didik kurang mengenal diri dan potensi potensi yang ada pada diri mereka





BAB III
PENUTUP

A.  SIMPULAN
·      Pendekatan humanistik menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap diri manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya.
·      Asumsi dasar manusia:
1.    Manusia adalah makhluk yang baik dan dapat dipercaya.
2.    Manusia lebih bijak daripada inteleknya.
3.    Manusia adalah makhluk yang mengalami.
4.    Kehidupan ada pada saat ini, kehidupan ialah hidup sekarang, dll.
·      Hakikat Tingkah Laku Normal:
1.    Keserasian, keserasian antara diri dan pengalama
2.    Keterbukaan terhadap pengalaman.
3.    Penyesuaian diri secara psikologis, dll.
·      Implementasi Pendidikan:
1.    Inclussivenessnya
2.    Verifikasi
3.    kemampuan prediksi

B.  SARAN
Bagi teori ini, guru perlu memberi sokongan serta motivasi kepada murid kerana murid yang lemah dari segi pelajaran kurang berminat untuk belajar. Oleh itu murid perlu dididik dengan tegas dan prihatin kerana mereka perlu perhatian dari guru. Dari itu teori ini bercirikan kesadaran mereka sebagai insan yang unik mempunyai potensi yang unggul dan mereka berusaha sedaya upaya untuk mengembangkan potensi tersebut sepenuhnya.


DAFTAR PUSTAKA